Selamat Datang! di Cafebahasa dan Edukasi Blog Informasi dan Tutorial Pendidikan. Kirim artikel Anda untuk diposting

Minggu, 15 Januari 2012

Teori belajar-Konsep Mengajar

Teori Belajar dan Konsep Mengajar

       Dalam aktivitas kehidupan manusia sehari-hari hampir tidak pernah dapat terlepas dari kegiatan belajar, baik ketika seseorang melaksanakan aktivitas sendiri, maupun di dalam suatu kelompok tertentu. Belajar merupakan kegiatan penting setiap orang, termasuk di dalamnya belajar bagaimana seharusnya belajar. Sebuah survey memperlihakan bahwa 82% anak-anak yang masuk sekolah pada usia 5-6 tahun
memiliki citra diri yang positif tentang kemampuan belajar mereka sendiri. Burton, dalam sebuah buku “The Guidance of Learning Avtivities” merumuskan pengertian belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuan, pemahaan, sikap, tingkah laku, keterampilan, kecakapan serta perubahan aspek lain yang ada pada individu yang belajar (Sudjana, 2010:5).
Psychology, H.C.Witherington, mengemukakan bahwa belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari reaksi berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepribadian atau suatu pengertian. Secara psikologis Slameto (2010:2) menjelaskan belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Belajar merupakan proses orang memperoleh kecakapan, keterampilan, dan sikap. Belajar dimulai dari masa kecil sampai akhir hayat seseorang (Martinis Yamin, 2008:120). Selain itu Yamin (2008:122) juga menyebutkan bahwa belajar adalah perubahan perilaku seseorang akibat pengalaman yang ia dapat melalui pengamatan, pendengaran, membaca, dan meniru. Manusia adalah makhluk yang berbudaya, berfikiran modern, cekatan, pandai, dan bijaksana diperdapat melalui proses membaca, melihat, mendengar, dan meniru.
Sardiman (2010:20) mengidentifikasi sejumlah pengertian belajar yang bersumber dari para ahli pendidikan/pembelajaran, yaitu:
1.    Croanbach memberikan definisi: Learning is show by change in behavior as a result of experience.
2.    Harold Spears memberikan batasan: Learning is to observe to read, to imitate, to try something themselves, to listen, follow direction.
3.    Geoch, mengatakan: Learning is change in performance as a result of practice.
4.    Sadiman (2010:20) Belajar adalah merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan dengan serangkaian kegiatan atau belajar sebagai kegiatan psiko-fisik menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya, dan belajar adalah usaha sadar penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian yang utuh.

 Hamalik (2009:45) belajar mengandung pengertian terjadinya perubahan dari persepsi dn perilaku, termasuk juga perubahan dari persepsi dan perilaku, termasuk juga perbaikan perilaku, misalnya pemuasan kebutuhan masyarakat dan pribadi secara lebih lengkap atau belajar merupakan perubahan dalam perbuatan melalui aktivitas praktek, dan pengalaman. Berdasarkan konsep, kategori, dan teori-teori belajar, bahwa prinsip belajar menurut (Oemar Hamalik, 2009:54) adalah:
  1. Belajar senantiasa bertujuan yang berkenaan dengan pengembangan perilaku siswa.
  2. Belajar didasarkan atas kebutuhan dan motivasi tertentu.
  3. Belajar dilaksanakan dengan latihan daya-daya, membentuk hubungan asosiasi, dan melalui penguatan.
  4. Belajar bersifat keseluruhan yang menitikberatkan pemahaman berpikir kritis, dan reorganisasi pengalaman.
  5. Belajar membutuhkan bimbingan, baik secara langsung oleh guru maupun tidak langsung melalui bantuan pengalaman.
 Menurut kaum konstruktivis, belajar merupakan proses aktif pelajar mengkonstruksi arti entah teks, dialog, pengalaman fisis, dan lain-lain. Belajar juga merupakan proses mengasimilasikan dan menghubungkan pengalaman atau bahan yang dipelajari dengan pengertian yang sudah dipunyai seseorang sehingga pengertiannya dikembangkan. Menurut Paul Suparno (2008:61) proses tersebut bercirikan sebagai berikut:
(a)    Belajar berarti membentuk makna. Makna diciptakan oleh siswa dari apa yang mereka lihat, dengar, rasakan dan alami, (b) Belajar bukanlah kegiatan mengumpulkan fakta, melainkan lebih suatu pengembangan pemikiran dengan membuat pengertian baru, (c) Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman pelajar dengan dunia fisik dan lingkungannya, (d) Hasil belajar seseorang tergantung pada apa yang telah diketahui si pelajar; konsep-konsep, tujuan, dan motivasi yang mempengaruhi interaksi dengan bahan yang dipelajari.
 Muhibin Syah (2010:87) menyebutkan bahwa belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah. Selain itu belajar dapat disimpulkan sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan kognitif.
Robert M. Gagne (dalam Nasution, 2010:136) membedakan 8 (delapan) type belajar, yaitu:
1.      Signal learning (belajar isyarat)
2.      Stimulus-response learning (belajar stimulus-respons)
3.      Chaining (rantai atau rangkaian)
4.      Verbal association (asosiasi verbal)
5.      Discriminitation (belajar deskriminasi)
6.      Concept learning (belajar konsep)
7.      Rule learning (belajar aturan)
8.      Problem solving (memecahkan masalah)

Sumadi Suryabrata (2005:232) mendefinisikan belajar sebagai berikut.
1.      Belajar adalah membawa perubahan aktual maupun potensial.
2.      Belajar adalah perubahan pada pokoknya yaitu didapatkannya kecakapan baru.
3.      Belajar adalah perubahan yang terjadi karena usaha (dengan sengaja).
 
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses mengkonstruksi pengetahuan dari abstraksi pengalaman baik alami maupun manusiawi. Proses konstruksi itu dilakukan secara pribadi dan sosial, melalui aktivitas, praktik dan pengalaman. Dalam hal ini, proses belajar juga dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu hereditas dan lingkungan. Hereditas adalah bawaan sejak lahir, seperti bakat, abilitas, dan inteligensi, sedangkan aspek lingkungan yang paling berpengaruh adalah orang dewasa sebagai unsur manusia yang menciptakan lingkungan, yaitu guru dan orang tua (Oemar Hamalik, 2009:55).

* dari berbagai sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar