Selamat Datang! di Cafebahasa dan Edukasi Blog Informasi dan Tutorial Pendidikan. Kirim artikel Anda untuk diposting

Minggu, 15 Januari 2012

Pengertian Minat

Meningkatkan Minat Siswa

Kata “minat” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti kesukaan hati, perhatian (Suharso, 2005). Keberhasilan proses belajar mengajar harus didorong dengan adanya minat untuk belajar dengan sungguh-sungguh. Setiap perilaku belajar ditandai oleh ciri-ciri perubahan yang spesifik. Perubahan yang khas yang menjadi karakteristik atau minat perilaku belajar adalah perubahan itu intensional,
perubahan itu positif dan aktif, perubahan itu efektif dan fungsional. Dalam kaitannya dengan meditasi, minat dijadikan sebagai pendorong untuk menumbuhkan pelaksanaan meditasi, keinginan untuk melaksakakan meditasi muncul seiring dengan tumbuhnya bermacam-macam bentuk  pikiran yang muncul di benak seseorang yang dibarengi dengan kebutuhan hidup manusia yang juga bermacam-macam.
Minat adalah suatu kecenderungan yang menetap atau subjek merasa tertarik pada bidang yang ditekuni dan merasa senang berkecimpung dalam bidang tersebut. Menurut Hilgard seperti yang dikutip Slameto (2003:57) menjelaskan bahwa minat adalah kencenderungan untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan rangsangan. Minat dan interest bisa berhubungan dengan daya gerak yang mendorong kita cenderung atau merasa tertarik pada benda, orang, atau kegiatan. Dengan demikian minat merupakan kencenderungan hati seseorang yang terarah pada suatu objek tertentu yang dinyatakan dalam berbagai tindakan, karena adanya suatu perhatian.
Minat merupakan kecederungan yang menetap untuk diperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas. Seseorang yang berminat terhadap suatu aktivitas akan mempunyai kecenderungan dalam memperhatikan aktivitas tersebut secara konsisten dan dengan rasa senang. Minat dengan kata lain adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterkaitan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada menyuruh (Syaiful, 2000:132). Minat pada dasarnya merupakan penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar pula minat yang ada pada seseorang. Secara umum minat dapat diartikan sebagai rasa ketertarikan yang ditunjukan oleh individu kepada suatu objek (Hadis, 2006:44).
Pada pelaksanaan meditasi minat sangat besar pengaruhnya terhadap aktivitas pelaksanaan meditasi. Peserta penyuluhan yang berminat terhadap meditasi yang telah disediakan medianya akan mempelajarinya dengan sunguh-sungguh, karena ada daya tarik baginya. Minat merupakan alat komunikasi yang utama yang dapat membangkitkan gairah dalam melaksanakan meditasi dalam rentang waktu tertentu. Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa minat merupakan suatu dorongan yang secara sadar timbul dari diri seseorang untuk berbuat atau melakukan sesuatu. Belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku, namun tidak semua perubahan tingkah laku dapat dianggap belajar. Perubahan yang timbul karena proses belajar memiliki ciri-ciri perwujudan yang khas. Demikian jiga dengan meditasi, pelaksanaan meditasi merupakan sarana latihan untuk mengkonsentrasikan pikiran terhadap suatu obyek yang telah ditetapkan. Apabila seseorang telah dapat berkonsentrasi maka akan ada perubahan tingkah laku, karena tinggkal laku eseorang dapat dikontro lemalui pikiran. Dalam Dhammapada bab I ayat 1 disebutkan pikiran adalah pelopor, pikiran adalah pembentuk, barang siapa yang berbuat dengan pikiran benar maka bagaikan bayang-bayang yang tak lepas dari badannya.
Minat tidak hanya diekspresikan melalui pernyataan yang menunjukkan bahwa seseorang lebih menyukai sesuatu daripada yang lainnya, tetapi dapat juga diimplementasikan melalui partisipasi aktif dalam suatu kegiatan. Seseorang yang berminat terhadap sesuatu cenderung akan memberikan perhatian yang lebih besar terhadap sesuatu yang diminati dan sama sekali tidak menghiraukan sesuatu yang lain (Hamalik, 2001). Minat sangat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa maka siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik tersendiri baginya. Minat terhadap sesuatu dipelajari dan mempengaruhi belajar selanjutnya serta mempengaruhi permintaan minat-minat baru. Dengan begitu kondisi belajar mengajar yang efektif adalah adanya minat dan perhatian siswa dalam belajar. Seseorang dikatakan berminat bila memiliki sikap, kemauan, keterkaitan, dorongan, ketekunan, dan perhatian (Muhibbin, 2009). Di dalam belajar banyak siswa yang kurang berminat dan yang berminat terhadap suatu proses pembelajaran baik secara teori maupun praktek. Maka dari itu, untuk menunjang keberhasilan dalam proses pembelajaran perlu didorong dengan minat yang kuat.
Berdasarkan teori tersebut, disimpulkan bahwa minat dapat berperan sebagai pendorong latihan meditasi untuk memperoleh hasil yang baik. Dalam hal ini peserta penyuluhan mempunyai minat yang kuat dalam pelaksanaan meditasi dapat dikenali dari perhatian, kemauan dan konsetrasi. Sebaliknya peserta penyuluhan yang mempunyai minat rendah juga mudah dikenali dari tingkah laku yang tidak sungguh-sungguh, cepat bosan, dan berusaha menghindar dari kegiatan-kegiatan penyuluhan. Peran serta yang ditimbulkan dari minat dapat mempengaruhi aktivitas belajarnya yang pada akhirnya merupakan usaha untuk mencapai hasil belajar yang maksimal. Slameto (1987:22) melihat minat siswa merupakan faktor utama yang menentukan derajat keaktifan belajar. Pada hakekatnya setiap anak berminat untuk belajar, dan guru sendiri hendaknya berusaha membangkitkan minat siswa dalam belajar. Demikian juga dengan minat meditasi, hendaknya peserta penyuluhan mampu membangkitkan minat untuk selalu berlatih meditasi dan penyuluh berusaha mengarahkan minat peserta penyuluhan dalam pelaksanaan meditasi.

*dari berbagai sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar