Desain dan pengembangan menurut R&D
Penelitian dan Pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2011:297). Produk pengembangan media dapat dikatakan sebagai media pembelajaran apabila media tersebut dirancang berdasarkan tujuan-tujuan
pembelajaran tertentu sehingga keberadaannya merupakan bagian integral dari sistim pembelajaran. Pengembangan media/bahan pembelajaran adalah proses penterjemahan spesifikasi disain pembelajaran menjadi wujud fisik berupa media yang tersaji dalam satu atau beberapa media. Dengan kata lain pengembangan media pembelajaran terkait dengan model disain yang digunakan dalam pembelajaran. Salah satu metode rancangan pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pengembangan R&D. Gambaran metode pengembangan R&D seperti diagram berikut ini.
1. Potensi dan masalah 4. Validasi desain 7. Revisi produk
2. Pengumpulan data 5. Revisi desain
3. Desain produk 6. Ujicoba produk
8. Uji coba pemakaian
9. Revisi produk
10. Produksi masal.
1 Tahap Potensi dan Masalah
Pada tahap Potensi dan Masalah, kegiatan yang berawal dari adanya potensi dan masalah. Potensi adalah segalase suatu yang bila didaya gunakan akan memiliki nila tambah sedangkan masalah penyimpangan antara yang diharapkan dan yang terjadi Sugiyono (2011:198-299). Dengan mempelajari potensi yang terdapat di tempat penyuluh, peneliti anak mendapatkan data awal yang dapat dijadikan sebagai dalam pembuatan produk yang sesuai. Disamping itu, potensi juga dapat rumuskan dengan mempertimbangkan tujuan umum penyuluhan dan mengkaji pokok bahasan atau materi meditasi yang terdapat dalam silabus pada materi meditasi.
2. Pengumpulan Informasi
Pengumpulan informasi dilakukan guna mendapatkan data yang dibutuhkan dalam pengembangan sehingga peneliti dapat menentuakan pengembangan yang terpat dan sesuai dengan kebutuhan penyuluhan. Ada dua cara yang dapat dipakai untuk mengumpulkan data, yaitu: angket dan wawancara.
3. Desain Produk
Desain yang digunakan dalam penelitian tentang meditasi ini menggunakan Penelitian dan Pengembangan (Risearch and Development/ R&D). Produk pengembangan media dapat dikatakan sebagai media pembelajaran apabila media tersebut dirancang berdasar tujuan-tujuan penyuluhan tertentu sehingga keberadaannya merupakan bagian integral dari sistim penyuluhan. Pengembangan media/bahan penyuluhan merupakan proses penterjemahan spesifikasi disain pembelajaran menjadi wujud fisik berupa media yang tersaji dalam satu atau beberapa media. Dengan kata lain pengembangan media pembelajaran terkait dengan model disain yang digunakan dalam penyuluhan.
4.Validasi Desain
Pada tahap vallidasi, peneliti yang telah mendesain produk belum mengetahui apakah desain produk tersebut dapat diterapkan dalam kelopok penyuluhan atau tidak. Oleh karena itu diperlukan validasi guna menilai desain produk yang telah dihasilkan.
5. Perbaikan Desani
Tahap perbaikan desain dilakukan apabila para ahli telah menilai kelemahan-kelemahan dari produk yang dihasilkan. Apa bila produk yang dihasilkan masih terdapat kelemahan maka peneliti harus melakukan perbaikan.
6 .Uji Coba produk
Pada dasarnya kegiatan uji coba produk pengembangan dilaksanakan sebagai langkah evaluasi formatif yang terdiri atas uji coba perorangan, uji coba ahli isi/ materi, uji coba ahli rancangan dan media pembelajaran, uji coba kelompok kecil, uji coba kelompok besar, dan uji coba penyuluhan. Hal ini dilakukan karena pada dasarnya produk yang telah diperbaiki tidak dapat langsung digunakan namun perlu adanya uji coba terhadap beberapa kelompok untuk memastikan hasil yang akan dicapai.
7. Revisi Produk
Setelah melewati uji coba maka akan dapat diketahui kelemahan yang terdapat pada pengembangan yang peneliti lakukan. Dengan mempelajari kelemahan pada produk yang dihasilkan maka peneliti akan melakukan revisi produk, dengan cara mengumpulkan data dari peserta yang diuji coba. Dari data yang didapat akan mempermudah peneliti dalam mengadakan revisi produk.
8. Uji Pemakaian
Pada tahap uji pemakaian peneliti tetap harus mempelajari kemungkinan-kemunkinan adanya kekurangan yang ada. Seletah uji coba mendapatkan hasil maka peneliti harus mengkaji hambatan yang muncul guna memperbaiki produk.
9.Pevisi Produk
Tahap ini dilakukan apabila dalam penggunaan produk dalam kondisi yang sebenarnya masih terdapat kekurangan.
10. Pembuatan Produk Masal
Tahap ini dapat dilakukan apabila produk yang telah diteliti dan di uji coba dapat diterapkan ke dalam konsidi nyata dan memberi hasil yang memadahi atau layak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar