Selamat Datang! di Cafebahasa dan Edukasi Blog Informasi dan Tutorial Pendidikan. Kirim artikel Anda untuk diposting

Rabu, 18 Januari 2012

Model Kinerja


 Model Kinerja
Ander dan Butzin (1982:149) mengajukan model kinerja sebagai berikut:
Future Performance=Past Performance + (Motivation x Ability)”. Kinerja merupakan hasil interaksi antara motivasi dengan ability, orang yang tinggi ability-nya tetapi rendah motivasinya, akan menghasilkan kinerja yang rendah, demikian halnya orang yang bermotivasi tinggi tetapi ability-nya rendah.

Kinerja mempunyai hubungan erat dengan produktivitas karena merupakan indikator dalam menentukan usaha untuk mencapai tingkat produktivitas organisasi yang tinggi. Sehubungan dengan hal tersebut maka upaya untuk mengadakan penilaian terhadap kinerja organisasi merupakan hal yang penting. Berbicara tentang kinerja tenaga kependidikan, erat kaitannya dengan cara mengadakan penilaian terhadap pekerjaan seseorang sehinggi perlu ditetapkan standard kinerja atau standard perfomance.
Sayle dan Starus (1977:47), mengungkapkan bahwa:
Managers expected to be held to standard of accountability and most managers prefer to have their established unambigously, so they know where to carry out their energies. In effect the standard established a target, and at the end of the target periode (week, moth or year) both manager and boss can compare the expected standard of performance with the actual level or achievement.[1]
Pada kutipan tersebut menunjukkan standard kinerja perlu dirumuskan sebagai tolok ukur dalam mengadakan perbandingan antara apa yang telah dilakukan dengan yang diharapkan, kaitannya dengan pekerjaan atau jabatan yang telah dipercayakan kepada seseorang. Standard dapat pula dijadikan ukuran dalam mengadakan pertanggung jawaban terhadap sesuatu yang dilakukan.



[1] Mulyasa. 2007. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: Rosda, hal. 137.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar